Dalam beberapa waktu belakangan, Presiden Trump terus-menerus mengeluarkan pendapat mengenai kemungkinan masa jabatan ketiga, meski saat ini tidak mungkin tanpa adanya perubahan pada konstitusi. Pernyataan tersebut berfungsi untuk menarik perhatian dari berbagai kontroversi lain yang mengelilinginya dan sekaligus menjaga daya tariknya di kalangan pemilih. Dalam artikel ini, kita akan membahas strategi di balik komentar tersebut dan dampaknya terhadap politik AS saat ini.
Komentar Trump dan Kontroversi Lainnya
Strategi di balik komentar Presiden Trump tentang masa jabatan ketiga yang diusulkannya tampaknya bertujuan untuk memindahkan fokus dari kontroversi lainnya. Sambil merasakan bahwa ia tidak dapat mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan ketiga tanpa adanya amandemen konstitusi, dia tetap mengisyaratkan kemungkinan tersebut. Dalam pernyataannya di NBC News, dia menyebutkan adanya “metode” untuk menghindari batasan dua periode yang diatur oleh Amandemen ke-22, walaupun ia tidak menjelaskan bagaimana cara melakukannya.
Cita-cita Menghindari Status Lame Duck
Dengan pengumuman itu, Trump tampaknya berusaha mengalihkan perhatian dari masalah lain, terutama setelah terungkapnya pesan secara tidak sengaja yang melibatkan wartawan dalam diskusi kelompok tentang operasi militer. Keberanian Trump untuk melontarkan gagasan masa jabatan ketiga ini juga dapat membekukan peluang calon suksesor untuk mencuri perhatian dari presiden saat ini. Menurut Derek T. Muller, seorang profesor hukum, pernyataan Trump mencerminkan keinginannya untuk tidak dianggap sebagai presiden “lame duck” yang terabaikan.
Tanggapan Terhadap Usulan Amandemen Konstitusi
Beberapa anggota Kongres, seperti perwakilan Andy Ogles dari Tennessee, telah mengajukan amandemen konstitusi untuk membuat Trump dapat mencalonkan diri lagi dalam sebuah upaya yang sangat kecil kemungkinan berhasil. Namun, reaksi dari para pemimpin Partai Republik di Capitol Hill menunjukkan bahwa mereka menganggap gagasan tersebut sebagai lelucon. Senator John Thune bahkan menyatakan bahwa Trump hanya bersenang-senang, dan pernyataan tersebut sepertinya ingin mengundang perbincangan dari semua pihak.
Strategi untuk Mengusik Kaum Lawan
Seorang strategis Partai Republik, Dave Carney, berpendapat bahwa strategi Trump menciptakan keraguan di kalangan lawan politiknya. Dia mengatakan bahwa pernyataan Trump ini membuat orang orang kiri menjadi gelisah. Lebih jauh, Carney menyatakan bahwa Trump sangat mahir dalam menjaga ketidakpastian ini untuk memperkuat posisinya. Ia mengingatkan bahwa Trump ‘belum melanggar hukum’ dan hanya berbicara tentang beragam opsi yang ada.
Fokus pada Masa Jabatannya Sekarang
Sementara itu, Trump menegaskan bahwa ia tetap fokus pada masa jabatannya saat ini. Meskipun banyak bertanya tentang kemungkinan pencalonannya kembali, ia menyatakan di dalam pesawat kepresidenan bahwa ada banyak orang yang mendorongnya untuk mencalonkan diri lagi. Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh seorang wartawan Fox News mengenai kemungkinan jika ia dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, dia memberi komentar yang menunjukkan bahwa dia mau jika itu terjadi, meski dengan nada yang menggoda.
Mengapa Trump terus mengisyaratkan tentang masa jabatan ketiga?
Komentar ini sering kali dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari isu lain yang lebih mendesak.
Apa yang dikatakan pemimpin Partai Republik tentang ide masa jabatan ketiga ini?
Respon dari Partai Republik menunjukkan bahwa mereka meremehkan ‘gagasan’ ini, melihatnya sebagai lelucon.
Apakah Trump benar-benar berniat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga?
Trump tetap berfokus pada tugasnya saat ini dan mengklaim banyak orang mendorongnya untuk mencalonkan diri lagi.
Apakah ada usaha yang nyata untuk mengubah batasan masa jabatan presiden?
Beberapa anggota Kongres berusaha untuk mengubah Konstitusi agar Trump bisa mencalonkan diri lagi, tapi itu tidak mungkin.