- Pemilih independen tidak terikat pada Partai Republik atau Demokrat.
- Jumlah pemilih independen terbukti sulit diukur dan didefinisikan.
- Pemilih independen cenderung menyusun pandangan berdasarkan pengalaman hidup.
- Mereka cenderung lebih tidak terlibat dalam politik dibandingkan pemilih partisan.
- Hasil penelitian menunjukkan independen lebih enggan terlibat di pemilihan mendatang.
Menjelajahi Peran Pemilih Independen Di Pemilu
Independen pemilih adalah topik yang hangat dibicarakan menjelang pemilihan umum 2024, dengan berbagai pendapat mengenai pengaruh dan karakteristik mereka. Pemilih independen, yaitu mereka yang tidak berafiliasi dengan Partai Republik maupun Partai Demokrat, diperkirakan akan memainkan peran penting dalam hasil pemilu kali ini. Namun, masih banyak pertanyaan yang menggantung tentang siapa mereka sebenarnya dan seberapa banyak jumlahnya. Sebuah artikel dari The Conversation U.S. menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam mengetahui dengan pasti berapa banyak mereka dan karakteristik yang dapat mereka terima dari identitas politik yang tak berafiliasi ini.
Tantangan Dalam Mengidentifikasi Pemilih Independens
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah mendefinisikan pemilih independen. Dikutip dari Thom Reilly, seorang profesor di Arizona State University, survei yang mencoba mengidentifikasi pemilih independen seringkali menciptakan kebingungan. Orang-orang mungkin mengidentifikasi diri mereka sebagai independen, tetapi mungkin juga mereka memiliki preferensi politik yang lebih lembut. Selain itu, banyak pemilih independen yang dapat berubah identitas politik mereka dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Hal ini menuntut para akademisi dan media untuk mengubah cara pandang tradisional tentang politik Amerika yang berfokus pada dua partai.
Pandangan Pemilih Independen Berasal Dari Pengalaman
Pemilih independen terkenal karena kemampuan berpikir mandiri dalam menentukan pandangan politik mereka berdasarkan pengalaman pribadi. Shanna Pearson-Merkowitz dan Joshua J. Dyck, para akademisi dari University of Maryland dan UMass Lowell, menunjukkan bahwa pemilih independen lebih sering menilai isu berdasarkan pengalaman hidup mereka sendiri. Misalnya, independen yang tinggal di daerah dengan tingkat kekerasan senjata yang tinggi lebih mungkin mengkhawatirkan isu tersebut dibandingkan dengan independen yang tinggal di daerah yang lebih aman, sementara pemilih Demokrat dan Republik cenderung tidak terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggal mereka.
Minimnya Keterlibatan Politik Pemilih Independen
Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa pemilih independen cenderung kurang berpartisipasi dalam politik. Julio Borquez, seorang ilmuwan politik di University of Michigan-Dearborn, mencatat bahwa pemilih independen murni memiliki tingkat partisipasi pemilih yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki afiliasi partisan. Data dari pemilu 2020 menunjukkan bahwa tingkat kehadiran pemilih independen yang murni berada sekitar 20 poin persentase lebih rendah dibandingkan dengan pemilih yang memiliki kecenderungan partisan. Sebagian besar independen merasa tersisih oleh konflik partisan, yang berujung pada ketidakaktifan politik.
Dalam menjelang pemilu 2024, peran pemilih independen tampaknya akan semakin penting, namun tantangan dalam mengidentifikasi dan memahami mereka tetap ada. Mereka menunjukkan kecenderungan untuk berpikir secara mandiri, menggunakan pengalaman pribadi dalam penentuan sikap politik mereka. Namun, partisipasi mereka yang relatif rendah menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa besar pengaruh mereka dalam hasil pemilu mendatang.